BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Fasisme sebagai gerakan politik, berkembang dalam kehidupan politik di Eropa antara tahun 1919-1944. satu hal yang menarik, ciri penting dari hampir semua gerakan fasisme adalah mereka meletakkan negara sebagai pengatur dan pusat seluruh sejarah dan kehidupan.
Di setiap pemilihan umum Inggris pada tahun 1974, Partai Front Nasional mencalonkan lebih dari 50 kandidat. Jumlah di atas memberi mereka hak atas siaran partai politik, dimana siaran pertama mereka disebarluaskan oleh BBC pada 20 Februari. John Tyndall adalah pembicaranya. Di kemudian hari ia menjabat sebagai ketua Front Nasional, yang selama bertahun-tahun telah mengagumi Adolf Hitler, the Fuehrer dari Nazi Jerman.
Membandingkan Front Nasional dengan gerakan fasis di tahun 1930-an harus dilakukan dengan hati-hati. Pertama, karena fasisme waktu itu menggiring negara-negara pada Perang Dunia II dan membunuh 6 juta orang Yahudi. Kedua, doktrin fasisme sulit didefinisikan dan seringkali disalah artikan.
Sosialisme atau sosialis dapat mengacu kebeberapa hal yang berhubungan dengan ideologi atau kelompok ideologi, sistem ekonomi dan negara. Penggunaan istilah ekonomi sering digunakan dalam berbagai konteks yang berbeda-beda oleh berbagai kelompok tetapi hampir semua sepakat bahwa istilah ini berawal dari pergolakan kaum buruh industri dan buruh tani pada abad ke-19 hingga awal abad ke-20.
Istilah sosialisme pertama kali dipakai di Prancis pada tahun 1831 dalam sebuah artikel tanpa judul oleh Alexander Vinet. Pada masa ini istilah sosialisme digunakan untuk pembedaan dengan indvidualisme, terutama oleh pengikut-pengikut Saint-Simon, bapak pendiri sosialisme Prancis. Saint-Simon lah yang menganjurkan pembaruan pemerintahan yang bermaksud mengembalikan harmoni pada masyarakat.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang di maksud dengan Fasisme dan sosialisme?
2. Bagaimana berdirinya Fasisme dan ideologi sosialisme?
3. Apa kaitannya sosialisme dan fasisme?
4. Bagaimana runtuhnya Fasisme?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Fasisme dan Sosialisme
Kata ‘fasisme’ hampir tidak dikenal di Eropa sampai tahun 1920, ketika Benito Mussolini (Italia) mengadopsi kata itu sebagai nama gerakan revolusioner barunya. Fasisme berasal dari bahasa Latin fasces yang berarti ‘ikatan’. Pada masa Roma Kuno, petugas hukum mengenakan tanda berupa seikat sambuk dan kapak sebagai simbol wewenang dan keadilan. Di tahun 1920, Mussolini mengadopsi simbol ini dan memberi nama yang mirip, ‘Fasci’, untuk kelompok bersenjata yang dia harapkan dapat membawanya kepada kekuasaan .
Fasisme merupakan sebuah paham politik yang mengagungkan kekuasaan absolut tanpa demokrasi. Dalam paham ini, nasionalisme yang sangat fanatik dan juga otoriter sangat kentara. Kata fasisme diambil dari bahasa Italia, fascio, sedangkan dari bahasa Latin, fascis, yang berarti seikat tangkai-tangkai kayu. Ikatan kayu ini lalu tengahnya ada kapaknya dan pada zaman Kekaisaran Romawi dibawa di depan pejabat tinggi. Fascis ini merupakan simbol dari pada kekuasaan pejabat pemerintah. Atau di sebut juga Fasisme adalah suatu paham yang mengedepankan bangsa sendiri dan memandang rendah bangsa lain. Dengan kata lain, fasisme adalah suatu sikap nasionalisme yang berlebihan.
Fasisme dikenal sebagai ideologi yang lahir dan berkembang subur pada abad ke-20, Ia menyebar dengan pesat di seluruh dunia pada permulaan Perang Dunia I, dengan berkuasanya rezim fasis di Jerman dan Italia pada khususnya, tetapi juga di negara-negara seperti Yunani, Spanyol, dan Jepang, di mana rakyat sangat menderita oleh cara-cara pemerintah yang penuh kekerasan. fasisme yang muncul di Italia dalam bentuk Benito Mussolini, Sementara itu di Jerman, juga muncul sebuah paham yang masih bisa dihubungkan dengan fasisme, yaitu Nazisme pimpinan Adolf Hitler. Nazisme berbeda dengan fasisme Italia karena yang ditekankan tidak hanya nasionalisme saja, tetapi bahkan rasialisme dan rasisme yang sangat kuat.
Pemerintahan fasis diterapkan dalam hampir semua tingkatan kemasyarakatan, dari pendidikan hingga budaya, agama hingga seni, struktur pemerintah hingga sistem militer, dan dari organisasi politik hingga kehidupan pribadi rakyatnya. Untuk memahami falsafah fasisme, dapat dicermati deskripsi yang ditulis oleh Mussolini untuk Ensiklopedi Italia pada tahun 1932:
Fasisme, semakin ia mempertimbangkan dan mengamati masa depan dan perkembangan kemanusiaan secara terpisah dari berbagai pertimbangan politis saat ini, semakin ia tidak mempercayai kemungkinan ataupun manfaat dari perdamaian yang abadi. Dengan begitu ia tak mengakui doktrin Pasifisme yang lahir dari penolakan atas perjuangan dan suatu tindakan pengecut di hadapan pengorbanan. Peranglah satu-satunya yang akan membawa seluruh energi manusia ke tingkatnya yang tertinggi dan membubuhkan cap kebangsawanan kepada orang-orang yang berani menghadapinya...
Sosialisme adalah suatu usaha untuk mengatur masyarakat secara kolektif, artinya semua individu harus berusaha memperoleh layanan yang layak demi terciptanya suatu kebahagiaan bersama. Hal ini berkaitan dengan hakikat manusia yang bukan sekedar untuk memperoleh kebebasan, tetapi manusia juga harus saling tolong-menolong.
Istilah Sosialisme atau sosialis dapat mengacu ke beberapa hal yang berhubungan dengan ideologi atau kelompok ideologi, sistem ekonomi, dan negara. Istilah ini mulai digunakan sejak awal abad ke-19. Dalam bahasa Inggris, istilah ini digunakan pertama kali untuk menyebut pengikut Robert Owen pada tahun 1827. Di Perancis, istilah ini mengacu pada para pengikut doktrin Saint-Simon pada tahun 1832 yang dipopulerkan oleh Pierre Leroux dan J. Regnaud dalam l’Encyclopédie Nouvelle.
Penggunaan istilah sosialisme sering digunakan dalam berbagai konteks yang berbeda-beda oleh berbagai kelompok, tetapi hampir semua sepakat bahwa istilah ini berawal dari pergolakan kaum buruh industri dan buruh tani pada abad ke-19 hingga awal abad ke-20 berdasarkan prinsip solidaritas dan memperjuangkan masyarakat egalitarian yang dengan sistem ekonomi menurut mereka dapat melayani masyarakat banyak.dari pada.hanya.segelintir.elite.
Sosialisme muncul sebagai paham ekonomi dan kemasyarakatan pada akhir abad ke- 18 dan awal abad ke-19 M di Eropa. Revolusi industri yang terjadi di Inggris telah memunculkan kelas baru dalam masyarakat yaitu kaum Borjuis yang menguasai sarana produksi karena penguasaan modal bertimbun ditangan mereka. Di sebelahnya sebagian masyarakat kota hidup sebagai buruh yang tenaga kerjanya diperas.dan.semakin.miskin..Negara-negara.yang.menganut.Sosialisme antara lain yaitu Laos dan Jerman.
B. Latar Belakang Berdirinya Fasisme dan Ideologi Sosialisme
1). Latar belakang berdirinya fasisme
Meskipun fasisme bukan merupakan akibat langsung dari depresi ekonomi, sebagaimana teori marxis, tetapi jelas kaum fasis memanfaatkan hal itu. Banyaknya angka pengangguran akibat depresi, melahirkan kelompok yang secara psikologis menganggap dirinya tidak berguna dan diabaikan. Saat hal ini terjadi, maka fasisme bekerja dengan memulihkan harga diri mereka, dengan menunjukkan bahwa mereka adalah ras unggul sehingga mereka merasa dimiliki. Dengan modal inilah, maka fasisme juga memperoleh dukungan dari rakyat lapisan bawah.
Dengan demikian, fasisme bekerja pada setiap lapisan masyarakat. Fasisme memanfaatkan secara psikologis kesamaan-kesamaan pokok yang ada seperti: frustasi, kemarahan dan perasaan tak aman. fasisme sesungguhnya merupakan ideologi yang dibangun menurut “hukum rimba” yang dikembangkan oleh Darwinisme. Ciri lainnya untuk diingat adalah bahwa fasisme merupakan ideologi nasionalistik dan agresif yang didasarkan pada rasisme. Nasionalisme semacam ini sama sekali berbeda dari sekadar kecintaan pada negara. Dalam nasionalisme agresif pada fasisme, seseorang mencita-citakan bangsanya menguasai bangsa-bangsa lain, menghinakan mereka, dan tidak menyesali timbulnya penderitaan hebat terhadap rakyatnya sendiri dalam prosesnya. Selain itu, nasionalisme fasistik menggunakan peperangan, pendudukan, pembantaian, dan pertumpahan darah sebagai alat untuk mencapai tujuan-tujuan politis tersebut.
Namun demikian, bukan berarti fasisme tidak memiliki ajaran. Setidaknya para pelopor fasisme meninggalkan jejak ajaran mereka perihal fasisme. Hitler menulis Mein Kampft, sedangkan Mussolini menulis Doktrine of Fascism. Ajaran fasis model Italia-lah yang kemudian menjadi pegangan kaum fasis didunia, karena wawasannya yang bersifat moderat. Menurut Ebenstein, unsur-unsur pokok fasisme terdiri dari tujuh unsur:
1. Ketidak percayaan pada kemampuan nalar.
2. Pengingkaran derajat kemanusiaan.
3. Kode perilaku yang didasarkan pada kekerasan dan kebohongan.
4. Pemerintahan oleh kelompok elit.
5. Totaliterisme.
6. Rasialisme dan imperialisme.
7. Fasisime memiliki unsur menentang hukum dan ketertiban internasional.
Sebagaimana halnya yang mereka lakukan untuk menguasai bangsa-bangsa lain, rezim fasis juga menggunakan kekuatan dan penindasan terhadap bangsa mereka sendiri. Dasar kebijakan sosial fasisme adalah pemaksaan gagasan, dan keharusan rakyat menerimanya. Fasisme bertujuan membuat individu dan masyarakat berpikir dan bertindak seragam. Untuk mencapai tujuan ini, fasisme menggunakan kekuatan dan kekerasan. Fasisme menyatakan siapa pun yang tidak mengikuti gagasan-gagasannya sebagai musuh, bahkan sampai melakukan genocide (pemusnahan secara teratur terhadap suatu golongan atau bangsa), seperti dalam kasus Nazi Jerman.
Fasisme bermula ketika Perang Dunia I usai pada tahun 1918. perang menyebarkan benihnya di tanah Italia dan Jerman. Berkat Mussolini dan Hitler, ada beberapa sebab yang menyebabkan benih-benih fasisme ini tumbuh subur.
1. Kekuatan Nasionalisme
Benih pertama adalah nasionalisme. Jerman merasa dipermalukan karena kekalahan perang dan Perjanjian Versailes. Kaisar William II turun tahta dan melarikan diri ke Belanda, Jerman dipaksa menyerahkan wilayahnya, khususnya ke Polandia, serta tentaranya dikurangi hingga angka 100 ribu orang. Sebagai imbalan konferensi Perdamaian Versailles memberi mereka daerah jajahan yang sayangnya belum sesuai harapan mereka. Di kedua negara (Jerman dan Italia), para mantan dinas militer bergabung dalam asosiasi-asosiasi, sebagian untuk menjaga kobaran semangat comradeship dan patriotisme, sebagian lagi untuk membalas dendam kekalahan perang. Asosiasi-asosiasi ini adalah para militer (terus menjalankan garis militer) dan mereka meyakini kekerasan sebagai cara memperoleh sesuatu.
2. Kegagalan Ekonomi
Benih kedua bagu tumbuhnya fasisme adalah kemiskinan. Ketika banyak rakyat Jerman dan Italia diliputi perasaan terhina secara nasional, lebih banyak lagi yang merasakan penghinaan pribadi karena mengagur dan tidak punya uang. Di antara tahun 1918-1923, kedua negara ini menderita krisis ekonomi. Setiap negara mengakhiri perang dalam keadaan berhutang, kecuali Amerika Serikat. Namun kemiskinan Italia mmbuat hutang ini berlipat-lipat kurang lebih 95.000 juta lira pada tahun 1920. Kemiskinan di Jerman merupakan ongkos kekalahan, karena pembuat Perdamaian Versailles mengatur bahwa Jerman harus membayar kerusakan-kerusakan yang ditanggung negara-negara pemenang perang.
3. Frustasi akan Demokrasi
Di tengah situasi kalah dan depresi, demokrasi berjuang untuk tetap hidup. Kekecewaan akan demokrasi merupakan benih ketiga yang disebarkan perang. Di kedua negara, pemerintah disalahkan atas akibat perang. Di Italia, parlemen yang dipilih secara demokratik menentang bergabungnya Italia ke kancah peperangan, tetapi Raja dan Kabinet menolak hal itu. Konflik elite ini meningkatkan sinisme rakyat Italia. Pada setiap kegiatan politik, hak pilih umum (hak seluruh orang dewasa untuk memberikan suara) tidak di jamin sampai tahun 1913. langkah pertama Mussolini menuju Fasisme adalah membangun kebenciannya pada politikus korup.
4. Ketakutan akan Komunisme
Tahun-tahun sesudah 1918 semakin mengindikasikan bahwa denmokrasi di Italia dan Jerman lebih mungkin diakhiri oleh komunisme dari pada oleh fasisme. Perang telah menggulingkan tahta keluarga kerajaan yang berkuasa di Eropa, keluarga Hapsburgs di Kerajaan Austria Hungaria, keluarga Hohenzollern di Jerman, dan keluarga Romanov di Rusia serta mengiring struktur sosial politik negara-negara tersebut ke situasi yang rawan.
Dengan bangkitnya fasisme menunjukkan kelemahan demokrasi. Demokrasi didasarkan pada kebebasan: kebebasan untuk mengatakan apa yang kita inginkan, memberikan suara dalam pemilihan sesuai keinginan kita, melakukan apa yang kita mau dalam kaidah hukum. awal perkembangannya, negara demokrasi utuh dalam persatuan, namun memasuki fase kemiskinan negara demokrasi mudah terpecah belah. Inilah saat kelemahan demokrasi terungkap. Kebebasan memberikan suara, membuat partai-partai politik yang menciptakan produk-produk kemiskinan: prasangka, keegoisan, dan keputusasaan bisa menghalangi pemerintah untuk menjalankan fungsinya. Kebebasan bertindak melahirkan intimidasi, kekerasan, dan pelanggaran hukum. Dalam situasi seperti ini fasisme dapat muncul dengan sendirinya.
Kondisi penting lainnya dalam pertumbuhan negara fasis adalah perkembangan industrialisasi. Munculnya negara industri, memunculkan ketegangan sosial dan ekonomi. Jika liberalisme adalah penyelesaian ketegangan dengan jalan damai yang mengakomodasi kepentingan yang ada, maka fasisme mengingkari perbedaan kepentingan secara paksaan. Sedangkan dalam hubungan latar belakang sosialnya, fasisme mempunyai daya tarik terhadap dua golongan, golongan yang pertama mendapatkan dukungan pembiayaan dari industriawan dan tuan tanah, karena kedua kelompok ini mengharapkan lenyapnya gerakan serikat buruh bebas, yang dianggapnya menghambat kemajuan proses produksi dalam industri. Golongan kedua, yaitu dari kalangan kelas bawah, yang diantaranya terdiri dari golongan penerima gaji. Kebanyakan dari golongan ini takut akan kemungkinan mererka harus bergabung kembali dengan kaum proletar dan memihak kepada fasisme sebagai sesuatu yang akan menyelamatkan status dan prastise mereka .
Sumber dukungan lain bagi rezim fasis adalah kelas menengah, terutama pegawai negeri. Mereka melihat fasisme adalah sebuah sarana untuk mempertahankan prestise yang ada sekaligus perlindungan politik. Fasisme juga memerlukan dukungan dari kaum militer, sebagaimana fasisme Jerman, Italia dan Jepang, sebagai jalan menuju militerisasi rakyat.
2). Ideologi sosialisme
Ideologi sendiri berasal dari bahasa Yunani yakni idea (gagasan) dan logos (studi tentang, ilmu pengetahuan). Ideologi artinya sistem gagasan yang mempelajari keyakinan-keyakinan dan hal-hal ideal filosofis, ekonomis, politis dan sosial. Istilah “Ideologi” dipergunakan oleh Marx dan Engels mengacu kepada seperangkat keyakinan yang disajikan sebagai obyek.
Sosialisme sebagai ideologi, telah lama berkembang sejak ratusan tahun yang lalu. Sosialisme sendiri berasal dari bahasa Latin yakni socius (teman). Jadi sosialisme merujuk kepada pengaturan atas dasar prinsip pengendalian modal, produksi dan kekayaan.oleh.kelompok. Dalam perkembangannya hingga pertengahan abad ke-20, sosialisme memiliki beberapa cabang gagasan. pertama adalah Sosialisme Demokrasi, kedua adalah Marxisme Leninisme, Ketiga adalah anarkisme dan sindikalisme. Harus diakui bahwa pembagian ini sangatlah sederhana mengingat begitu banyak varian sosialisme yang tumbuh dan berkembang hingga saat ini.
Sebagai contoh Marxisme yang di satu sisi dalam penafsiran Lenin menjadi Komunisme dan berkembang menjadi Stalinisme dan Maoisme. Disisi lain Marxisme berkembang menjadi gerakan Kiri Baru dalam pemahaman para pemikir seperti Herbert Marcuse di era 1970an. Sama halnya dengan anarkisme yang terpecah menjadi beberapa aliran besar seperti anarkisme mutualis dengan bapak pendirinya yakni P J Proudhon dan anarkis kolektivis seperti Mikhail Bakunin.
C. Kaitan Sosialisme dan Fasisme
Sebagai contoh Marxisme yang di satu sisi dalam penafsiran Lenin menjadi Komunisme dan berkembang menjadi Stalinisme dan Maoisme. Disisi lain Marxisme berkembang menjadi gerakan Kiri Baru dalam pemahaman para pemikir seperti Herbert Marcuse di era 1970an. Sama halnya dengan anarkisme yang terpecah menjadi beberapa aliran besar seperti anarkisme mutualis dengan bapak pendirinya yakni P J Proudhon dan anarkis kolektivis seperti Mikhail Bakunin.
Elemen terakhir fasisme adalah sosialisme
Secara sederhana, sosialisme berarti bahwa negera, atas nama rakyat, menguasai kegiatan produksi (industri dan pertanian), distribusi (transportasi), dan pertukaran (bank), sehingga memungkinkan bangsa menjadi kuat, dan kekayaannya bisa didistribusikan secara adil bagi rakyat. Hal ini tentu saja sesuai dengan totalitarianisme. Selama perang, program kaum fasis yang didengung-dengungkan menjadikan kontrol negara atas bisnis Inilah yang mendongkrak popularitas kaum fasis. Jangan lupa, Mussolini dan Oswald Mosley adalah seorang sosialis yang bersemangat sebelum mereka menjadi fasis dan nama yang benar untuk kaum Nazi adalah Sosialis Nasional (National Socialists).
Hitler dan Mussolini membangun pengertian fasisme yang khusus dari sosialisme. Contohnya adalah tulisan di tepian koin Jerman pada periode Nazi ‘Gemeinnutz vor Eigennutz’ (Barang bersama sebelum barang pribadi). Ini berarti bahwa segala hal diarahkan demi kekuatan negara dan tidak ada yang dapat menghalangi laju negara.
Dalam praktiknya, tujuan sosialis dari fasisme tidak dicapai secara penuh. Namun kehendaknya adalah “a state of mind”. Kaum fasis memandang diri mereka sebagai “manusia baru” dengan ide baru. Mereka akan mentransformasikan masyarakat, meyediakan ‘dinamikanya yang hilang’, memobilisasi orang-orang untuk kebutuhan bersama, jika perlu memakai kekerasan. Antusiasme dan harapan atas era fasis baru diekspresikan seorang fasis Perancis yang mengatakan ia adalah fasis karena “I Love Trains That Are Just About To Leave” (“Saya mencintai kereta api yang tepat pada saatnya untuk pergi”, menggambarkan bahwa fasisimelah yang tepat pada saatnya akan mengantarkan rakyat pada kesejahteraan).
D. Runtuhnya Fasisme
Fasisme menimbulkan perang. Pertama terdapat pembenaran filosofi akan Nietzsche dan Hegel, alam dan sejarah mengajarkan bahwa yang kuat bertahan hidup dengan mengorbankan yang lemah. Kemudian terdapat pembenaran akan nasionalisme, bahwa kebanggaan nasional harus dipertahankan dan ancaman komunis internasional harus dilawan. Fasisme menolak pasifisme sebagai kepengecutan. Perang, dan hanya perang, yang membawa mereka pada ketegangan maksimum seluruh energi manusia. Hanya perang yang dapat memberikan tanda bangsawan kepada rakyat yang memiliki keberanian untuk penghinaan. Fasisme menyebabkan perang yang menghancurkan sebagian besar Eropa dan banyak tanah antara tahun 1935 dan 1945, yang pada akhirnya fasisme sendiri dihancurkan oleh perang.
1) Perang Fasis di Absenia dan Spanyol
Rakyat yang pertama kali menderita karena penyerbuan Fasis Eropa adalah rakyat Ethiopia. Abesinia (yang kemudian dikenal sebagai Ethiopia) adalah korban sempurna Mussolini. Negara ini berada di antara dua teritori milik Italia, Eritrea dan Tanah Somali di Italia, tempat yang dikehendaki Musolini untuk berdirinya kerajaan Afrika Timur Italia. Abesinia dikatakan mempunyai kekayaan besar, bergerak dari Nanas sampai Plutonium, dan telah melawan usaha penaklukan sebelumnya pada 1896. Ini merupakan pembenaran untuk menyerang yang memang Mussolini butuhkan. Antara Oktober 1935 dan Mei 1936, tentara Italia menaklukan Abesinia. Kerajaannya, Haile Selassie, dipaksa ke pembuangan.
Rakyat berikutnya adalah Spanyol. Pada 1936, Jenderal Franko didukung oleh mayoritas tentara Spanyol, memimpin revolusi melawan pemerintah sayap kiri, pada September 1936, ini termasuk dalam koalisinya beberapa anggota partai komunis Spanyol. Ini pertama kalinya partai komunis bergabung dengan pemerintah barat. Salah satu yang Franko pertama kali lakukan adalah meyerukan pertolongan untuk Hitler dan Musolini.
2) Perang Hitler di Eropa Timur
Pada tahun 1942, beribu-ribu orang yahudi dibunuh secara tidak sistematis. Dalam kota Polandia dan Rusia, mereka dipaksa kedalam ghetto dan ditembaki, di desa-desa mereka sendiri disuruh menggali kuburan mereka. Tahun 1942 ini juga dibuat suatu keputusan, dari sejarawan AJP Taylor, memberikan kerajaan Nazi kualitas iblis uniknya. Ini adalah suatu keputusan yang ia sebut dengan pemusnahan sistematis. Namun menurut AJP Taylor, pemusnahan terakhir ini bukanlah persoalan pembnuhan besar-besaran dan penghancuran lain. Jadi dapat simpulkan bahwa tahun 1942 ini merupakan tahun-tahun pembantaian bagi kaum yahudi di seluruh Eropa.
Menurut sejarahwan Perancis Henri Michel ”ini adalah kejahatan yang paling kejam dari seluruh sejarah kehidupan manusia. Korban-korban yang patut disayangkan, kematian mereka membantu kesuksesan tentara Jerman. Mereka dibunuh dalam penerapan moralitas berdasarkan pada kehendak untuk berkuasa dan pada rasisme, untuk melayani salah satu orang-orang yang paling maju didunia yang menempatkan kualitas organisasi dan ilmu pengetahuan mereka, karena pengertian tugas dan patriotisme mereka telah tidak sampai secara keseluruhan.
3) Perang Hitler di Eropa Barat
Kesombongan diri Hitler adalah tentang orde baru, sebuah peradaban fasis dari manusia baru dengan ide-ide baru, namun peranan nyatanya untuk rakyat dan negara-negara yang diduduki di Eropa Barat adalah untuk melayani mesin perang jerman. Pembantaian yang dilakukan Nazi kerap terjadi dimana-mana. Hasilnya ini merupakan sebuah teror bagi rakyat yang dituntut untuk menjadi mesin perang jerman. Sibuk mengurusi dirinya sendiri, kerajaan Jerman tidak memiliki akar diluar Jerman itu sendiri. Inilah merupakan kesempatan yang merugikan bagi Hitler yang telah memberikan sumbangan kekalahannya. Sehingga ketika sekutu mendarat di Eropa pada tahun 1944, mereka tidak harus menghadapi dukungan lokal bagi Nazi.
4) Keruntuhan fasisme di Italia
Keruntuhan fasisme di Italia memperlihatkan banyak gerakan tergantung pada hubungan antara pemimpin dan masa. Ketika massa kehilangan keyakinan terhadap pemimpin dan ia kehilangan kekuasaan, kemudian keseluruhan struktur fasisme dapat hilang hampir dalam semalam dan ini terjadi di Italia. Kesalahan yang dilakukan oleh Mussolini adalah ketika ia menjadi tergila-gila dengan Hitler. Rakyat Italia dikecewakan dengan Fasisme ketika mereka menjadi tergantung pada Sosialisme Nasional. Dibalik kekagumannya, Himler mengetahui apa yang salah dengan Italia.
Himler menganjurkan Mussolini untuk menganjurkan SS Italia, ditujukan untuk membuat rezimnya lebih kuat dan lebih aman. Mussolini pun akhirnya melakukan hal tersebut, hasilnya ia menciptakan divisi M. Namun tujuan ini terlambat dilakukannya, pada tanggal 22 Juli 1943 Mussolini yang sakit dan murung tercoreng wajahnya oleh anggota-anggota dewan agung Fasis. Dino Grandi menuduh dia menghianati fasisme dengan aturan pribadinya “musuh sebenarnya fasisme adalah kediktatoran. pada hari itu, ketika moto lama kebebasan dan tanah air dituliskan pada pasukan aksi dan digantikan oleh yang lain, sejak itulah fasisme tamat. Rumusan perang fasis yang sempit, tak masuk akal membawa bangsa pada kehancuran. Tanggung jawab untuk bencana ini terletak bukan pada fasisme, tetapi pada kediktatorannya”.
Meskipun demikian, ketika raja Victor Emmanuel III membubarkan dan menahan Mussolini pada hari berikutnya, ia menunjuk pegawai militer Marshal Badoglio, yang kemudian membubarkan fasisme hampir tanpa bekas. Slogan didinding yang mengatakan ‘Mussolini selalu benar’, sebenarnya tidak ada apa-apanya dan sekarang kekuasaannya telah hilang.
5) Kematian para diktator
Setelah runtuhnya fasisme di Italia oleh Mussolini, melibatkan Hitler untuk turut campur dalam hal ini. Ia menolak untuk memulihkan Mussolini dan fasisme. bangsa Jerman menyelamatkan Mussolini dari penjara dan menerbangkannya ke Italia Utara, kemudian mereka mengatur dia sebagai diktator boneka dari Republik Salo. Disinilah Mussolini bertahan hidup, mencoba tidak memberi kesan memaksakan beberapa prinsip fasisme sosialnya. Sampai akhirnya ia dibunuh oleh para pejuang pembebasan Italia pada tanggal 28 April 1945.
Berita kematian Mussolini sampai kepada Hitler. Itu merupakan salah satu pokok informasi terakhir yang sampai kelubang perlindungan Berlin, dimana Hitler dan Goebbel berlindung dari arteleri Rusia. pada saat bersamaa itulah Hitler merekan pesan terakhir tersebut. Usaha dan pengorbanan rakyat Jerman dalam perang ini menjadi begitu agung baginya, tujuannya yaitu harus tetap memenangkan teritori di Timur untuk rakyat Jerman. Walaupun berjuta-juta kematian dan kehancuran dari negaranya. Hitler tetap mengakhiri hidupnya dengan obsesi yang sama. dan pada tanggal 30 April, Hitler menembak dirinya sendiri, dan pada hari berikutnya Goebbel ditembak oleh agen SS. Dengan kematian para diktator tersebut, maka fasisme juga berakhir .
BAB III
KESIMPULAN
Fasisme merupakan sebuah paham politik yang mengagungkan kekuasaan absolut tanpa demokrasi. Dalam paham ini, nasionalisme yang sangat fanatik dan juga otoriter sangat kentara. Kata fasisme diambil dari bahasa Italia, fascio, sendirinya dari bahasa Latin, fascis, yang berarti seikat tangkai-tangkai kayu. Ikatan kayu ini lalu tengahnya ada kapaknya dan pada zaman Kekaisaran Romawi dibawa di depan pejabat tinggi. Fascis ini merupakan simbol dari pada kekuasaan pejabat pemerintah. Atau di sebut juga Fasisme adalah suatu paham yang mengedepankan bangsa sendiri dan memandang rendah bangsa lain. Dengan kata lain, fasisme adalah suatu sikap nasionalisme yang berlebihan.
Fasisme timbul dari krisis. Krisis ini disebabkan oleh Perang Dunia I dan telah mengakibatkan kehancuran ekonomi di Eropa. Menurut Fasis sendiri, ini akan diperlukan krisis sejati lainnya untuk meniupkan kehidupan fasisme kembali. Seperti yang dikatakan seorang fasis Prancis pada 1960-an: “Fasisme tidak mungkin berada di luar periode krisis... ia adalah partai dari bangsa yang marah: kemarahan itu sangat diperlukan untuk fasisme. Pada 1963, Oswald Mosley menghubungkan kesuksesan Hitler pada: pengaguran yang hebat mengikuti inflasi yang hebat.”
DAFTAR PUSTAKA
Egenstein. (1961). Isme-Isme Dewasa ini: Komunisme Fasisme, Kapitalisme, Sosialisme. Jakarta: Swada
Hugh Purcell, FASISME, Yogyakarta: RESIST BOOK, 2004.
http://id.wikipedia.org/wiki/Fasisme, di akses pada tanggal 04 Desember 2009.
SOSIALISME,http://olga260991.wordpress.com/2009/11/20/sosialisme/, diakses pada tanggal 04 Desember 2009.
http://newhistorian.wordpress.com/2008/01/04/fasisme/, diakses pada tanggal 4 Desember 2009.
I Love Allah
Senin, 04 Januari 2010
Langganan:
Postingan (Atom)